Saturday, August 24, 2013

Berita Kapal

Berita Kapal


Kapal selam India meledak, 18 pelaut terjebak

Posted: 24 Aug 2013 07:58 AM PDT

Kapal selam India meledak, 18 pelaut terjebak

Sedikitnya 18 orang pelaut diduga terjebak di kapal selam India yang terbakar setelah meledak di pelabuhan Mumbai, Rabu (14/08).
Kebakaran kini telah berhasil diatasi tetapi sebagian badan kapal masih belum muncul ke permukaan.

Tim penolong darurat telah dikerahkan ke lokasi.
Media India melaporkan bahwa banyak pelaut yang berhasil melompat keluar dari kapal dan menyelamatkan diri, meski beberapa orang diantaranya menderita luka-luka.

kapal selam
Penyebab ledakan di kapal selam INS Sindhurakshak itu belum diketahui.
Ledakan terjadi setelah tengah malam. Api baru berhasil dipadamkan beberapa jam kemudian.
Angkatan Laut mengatakan kapal selam itu mengalami kerusakan berat dan penyelidikan untuk mengetahui penyebab insiden tersebut telah dimulai.

Kapal buatan Rusia

kapal selam
Ini adalah kebakaran kedua di INS Sindhurakshak sejak 2010

"Masih ada beberapa orang yang terjebak di atas kapal, kami masih berusaha menyelamatkan mereka, kami menduga jumlahnya 18 orang," kata juru bicara Angkatan Laut PVS Satish yang dikutip oleh kantor berita Reuters.
"Kami tidak akan menyerah hingga kami menemukan mereka," tambahnya.
Asap dari ledakan terlihat hingga ke pelosok kota, seperti dilaporkan media setempat.
INS Sindhurakshak adalah satu dari 10 kapal selam yang dibeli dari Rusia antara 1986-2000.
Kapal itu dilengkapi dengan sistem peluru kendali Club-S Rusia.
Baru-baru ini kapal selam tersebut menjalani perbaikan di Rusia setelah terjadi kebakaran di kompartemen bahan bakar yang menewaskan seorang pelaut pada Februari 2010.
India dan Rusia telah lama menjadi sekutu dan Rusia memasok sekitar 70% alat utama sistem persenjataan India

Taiwan Tahan 9 Pelaut Indonesia

Posted: 24 Aug 2013 07:55 AM PDT

Taiwan Tahan 9 Pelaut Indonesia

Petugas penjaga pantai Taiwan menahan sembilan pelaut asal Indonsia. Mereka diduga membunuh pemimpin kapal mereka yang berkewarganegaraan Taiwan.

Petugas Taiwan mengejar mereka setelah mendapat laporan dari pemilik kapal. Sang pemilik curiga karena kapal tersebut tidak bisa dihubungi selama tiga hari.

Pemimpin kapal bernama Chen Tesheng bersama asistennya, Ho Changlin, tidak dapat ditemukan petugas. Para pelaut menutup mulut ketika ditanya tentang keberadaan kedua pria tersebut.

"Kami curiga keduanya dibunuh dan dibuang di laut," ujar juru bicara Penjaga Pantai Taiwan, seperti dikutip AFP, Senin (29/7/2013).

Para pelaut Indonesia itu saat ini dalam perjalanan menuju Taiwan. Mereka dibawa petugas untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

 Penjaga Pantai Taiwan (Foto: AFP)

Kapal Karam di Ambon, Tiga Orang Tewas, Lainnya Hilang

Posted: 24 Aug 2013 07:52 AM PDT

Kapal Karam di Ambon, Tiga Orang Tewas, Lainnya Hilang

Kapal motor (KM) Sandar Jadi yang berlayar dari Ambon menuju Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku tenggelam di sekitar perairan Tanjung Alang, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (24/8/2013).

Kapal yang mengangkut sekitar 25 penumpang dan ABK ini bertolak dari kawasan Pantai Mardika Ambon sekitar pukul 05.00 WIT. Namun, setelah berada di Tanjung Alang, sekitar pukul 08.00 WIT, kapal tiba-tiba oleng karena dihantam gelombang setinggi dua hingga tiga meter dan mengakibatkan kapal tenggelam.

Akibat peristiwa tersebut, nakhoda kapal, La Jaidi (60), dan dua penumpang lainnya yakni, Hefy Attamimy (50) dan Wa Nia Tomia (45) meninggal dunia. Ketiga korban saat ini telah dibawa warga Desa Alang dan tim SAR ke kantor Desa Alang.

Sementara sejumlah penumpang lainnya masih dinyatakan hilang dan masih dicari tim SAR dan warga sekitar.

Seorang ABK kapal yang selamat dalam peristiwa tersebut, Ramli Kibas, kepada Kompas.com di Kantor Desa Alang, Sabtu siang, mengatakan, sebelumnya cuaca laut sangat bersahabat, tetapi saat memasuki perairan Tanjung Alang, kapal tiba-tiba mulai disapu gelombang tinggi dan mengakibatkan air laut masuk ke kapal.

"Air masuk ke dalam kapal, tiba-tiba mesin kapal mati, setelah itu bagian belakang kapal langsung tercebur ke laut. Kapal tenggelam sekitar pukul 08.00 WIT," kata Rami.

Ramli mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui pasti jumlah penumpang yang berlayar dengan kapal naas tersebut. "Saya kurang tahu berapa jumlah penumpang yang berada di dalam kapal," ujarnya.

Salah seorang penumpang yang selamat dalam musibah tersebut, Ibrahim Duwila, mengatakan, saat kapal hendak tenggelam, mereka langsung melompat ke laut dan berenang menuju tepian pantai.

"Kita melompat ke laut saat kapal akan tenggelam dengan menggunakan jeriken," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Alang Jhon Patty kepada Kompas.com mengatakan, sesaat setelah kapal akan tenggelam, warga sempat melihat para penumpang melambaikan baju mereka dari atas kapal, setelah itu kapal langsung tenggelam.

"Mereka meminta pertolongan dengan melambaikan baju sebelum kapal tenggelam, saya langsung perintahkan warga untuk membantu mereka," kata Jhon.

Pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, hingga kini tim SAR dibantu warga masih terus mencari sejumlah penumpang yang masih hilang.

Ini Kesaksian Korban Selamat Kapal Expres Bahari

Posted: 24 Aug 2013 07:52 AM PDT

Ini Kesaksian Korban Selamat Kapal Expres Bahari



Briptu Bayu G.N, salah satu penumpang Kapal Expres Bahari menceritakan situasi ketika penumpang mendengar kabar kapal yang mereka tumpangi terbakar. Menurut Bayu, saat mendengar anak buah kapal (ABK) berteriak bahwa kapal terbakar seketika membuat semua penumpang panik.

Bayu yang saat itu menumpang kapal bersama enam rekannya langsung membantu proses evakuasi. "ABK dan kami polisi yang memang sudha mengenal ABK langsung membantu proses evakuasi terutama perempuan, anak-anak dan lansia," ujar Bayu kepada Metro TV melalui sambungan telepon.

Bayu mengaku sebelumnya tak ada pertanda apa pun sebelum peristiwa nahas itu. Toh sesaat sebelum kejadin kapal sudah hampir merapat ke dermaga.

Terbakarnya kapal Expess Bahari 8C tujuan Pangkalbalam-Tanjung Pandan, Belitung, Babel, Kamis (22/8) sekitar pukul 17.45 WIB di Perairan Selat Nasik Belitung meninggalkan trauma mendalam bagi para penumpang,  termasuk Nilawati, 49 sekeluarga.

Kepergian Nilawati bersama  Ahmad, 48, suami dan anak Dila, 12, serta Aldi, 8, ke Belitung untuk menghadiri pesta pernikahan saudaranya
Minggu (25/8).

"Kita sekeluarga ke Belitung naik Express Bahari 8C hendak menghadiri pesta perkawinan saudara," kata Nilawati di RSUD Belitung

Seharusnya, lanjut Nilawati dia sekeluarga berangkat ke Belitung pagi hari. Namun karena ada saudara yang mau nitip kelengkeng makanya mereka
berangkat siang jam 13.30 WIB.

"Sebenarnya kita berangkat pagi, tapi saudara saya nitip kelengkeng jadi kita sekeluarga berangkat siang," tutur Nilawati.

Dengan membawa kedua buah hati mereka, mereka pun siang itu bergegas ke pelabuhan untuk naik kapal Express Bahari 8C yang di jadwalkan berangkat
kamis (22/8) pukul 13.30WIB.

Berhubung kondisi ekonomi kekurangan dia sekeluarga hanya mampu membeli tiket ekonomi, di tengah perjalanan sang suami memberitahu keluarga yang
akan menjemput bahwa mereka akan tiba di pelabuhan pada malam hari.

"Di tengah perjalanan sembari memangku si kecil tidur, suami saya memberitahu untuk di jemput sebab kapal merapat di pelabuhan malam," ceritanya.

Tak berselang beberapa lama, ia sekeluarga kaget ada yang berteriak ada api, kami sekeluarga panik, karena angin bertiup kencang api pun cepat
membesar.

"Kaget ada yang teriak api, tapi sayang saat kami mau ambil pelampung kru kapal bilang jangan panik, tapi kepanikan itu tak terhelakan, api langsung
menyampar tubuh, tangan saya lalu suami saya sempat bicara, Bu bawa Dila, Bapak bawa Aldi, hanya kata-kata itu yang saya ingat lalu kami terjun
ke laut," ucapnya.

Saat terjun masih lanjut bercerita terpisah tapi sebelumnya suaminya sempat mengatakan antara dua kalau bukan bapak sama Aldi yang meninggal
duluan bearti Ibu sama Dila.

"Kuasa Allah sungguh luar biasa, ternyata kami berempat masih diberi kesempatan untuk hidup kendati terpisah hampir 5 jam," ujarnya.

Ia menyebutkan pertama kali yang berhasil dievakuasi yakni suaminya, Ahmad bersama Aldi. Suaminya mengalami luka bakar di kepala sehingga rambut
habis sedangkan Aldi telinga, tidak berselang berapa lama suaminya di bawa ke rumah sakit barulah dirinya bersama Dila.

"Saya lukanya cukup parah tubuh dan wajah sedangkan Dila tangan,"ungkapnya.

Duh kalau mengenang kejadian itu kami trauma ingin rasanya pulang tidak menggunakan kapal laut lagi, kalau ada uang kami memilih angkutan lain.

"Trauma, tapi apa daya keadaan ekonomi kita jauh yang di harapkan, terlebih semua barang bawaan habis, kendati demikian kita akan terima apa
adanya walaupun pulang dengan kapal laut,"Imbuhnya sembari trauma mengenang kejadian

Kemampuan Pelaut Indonesia

Posted: 23 Aug 2013 06:39 PM PDT

 

Kendala utama dan paling sering dijumpai pelaut Indonesia yang bekerja di kapal asing adalah kemampuan bicara Bahasa Inggris. Penguasaan Bahasa Inggris menjadi titik lemah para pelaut kita. Saya sering melakukan interview terhadap para cadet (calon perwira kapal), dan dapat saya pastikan dari umpamanya 100 cadet yang saya interview maka hanya ada sekitar 10-15 orang yang dapat dikatakan bagus dalam berbahasa Inggris.

Lantas kemudian kenapa Bahasa Inggris menjadi begitu penting bagi para pelaut kita yang bekerja di atas kapal asing? Tentu saja. Karena komunikasi di atas kapal pasti menggunakan Bahasa Inggris, mau tidak mau mereka harus menguasainya. Selain safety training, cross culture communication, maka English mestinya menjadi sebuah kemestian bagi para pelaut kita. Mereka harus berbaur dengan berbagai pelaut lain dari beragam nationality dan budaya. Tanpa kemampuan tersebut, mereka akan `gagu' dan `gagap' di atas kapal.

Bahasa Inggris yang digunakan sebagai komunikasi di atas kapal pada dasarnya sama dengan yang umumnya kita gunakan. Namun ada beberapa perbedaan mendasar dalam budaya berucap di atas kapal. Selain itu juga ada beberapa perbedaan vocabulary. Contoh sederhana, dalam percakapan sehari-hari kita menyebut sebelah kanan dengan right side, namun di atas kapal kita mengenalnya dengan starboard side. Untuk sebelah kiri yang kita sering pakai adalah left side, maka di atas kapal disebut sebagai portside. Masih banyak contoh lainnya.

Nah, penguasaan Bahasa Inggris memang sudah merupakan `momok menakutkan' bagi para pelaut kita. Ini seringkali menjadi kendala para pelaut kita berkomunikasi di atas kapal. Appraisal jelek di atas kapal seringkali dikarenakan lack of communication yang ternyata berasal dari ketidakmampuan para pelaut kita berbahasa Inggris. Keliru mengartikan pesan. Keliru melaporkan. Keliru menerima dan menjalankan instruksi dan lain sebagainya.

Saat ini, bisa jadi Indonesia memiliki sekitar lebih dari 70 ribu pelaut aktif. Kita sudah semestinya mengungguli pelaut-pelaut asing. Asal saja kita punya kemauan dan kemampuan untuk itu. Attitude, behavior based safety, dan English knowledge harus sudah menjadi harga mati bila keinginan kita menjadi lebih unggul dari para pelaut asing tersebut. Paling tidak, kita harus mengungguli terlebih dahulu para pelaut dari India dan Filipina. Karena merekalah `raja laut' saat ini. Bukankah nenek moyang kita adalah pelaut? Dan bukan hanya sebatas pelaut, mereka adalah pelaut-pelaut yang hebat dan sangat Berjaya di laut. Mereka adalah pelaut-pelaut ulung. No doubt about it. Sejarah sudah berbicara lebih dari sekedar cukup tentang berbagai keunggulan dan kehebatan mereka.

Ada beberapa catatan historis yang menegaskan kepada dunia, bahwa pelaut yang menemukan benua Australia sebetulnya bukanlah James Cook, akan tetapi para pelaut dari Indonesia yang ratusan tahun sebelumnya telah menjelajah sampai ke benua itu, termasuk juga ke tempat-tempat lainnya.Pelaut masa kini tidak boleh kalah. Dengan memiliki kemampuan berbahasa Inggris maksimal, dapat dipastikan para pelaut kita bisa `menguasai lautan', bahkan sampai ke ujung bumi sekalipun.

Sampai saat ini, menurut catatan KPI, ada sekitar 250 ribu pelaut Indonesia yang bekerja di berbagai kapal berbendera asing dan sekitar 35 ribu di antaranya adalah merupakan anggota KPI. Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal berbendara asing adalah nomor tiga terbesar di dunia setelah tentu saja India dan Filipina. Dari segi jumlah, memang sudah termasuk sangat banyak. Tapi toh dengan jumlah seperti itu masih tetap dirasa kurang. Lalu bagaimana dari segi kualitas? Banyak yang berkualitas, tapi serempak kita masih harus terus bekerja keras menciptakan pelaut-pelaut yang handal dan berkualitas. Bagaimana caranya? Yang dengan training dan pelatihan. Memantapkan silabus-silabus di berbagai akademi pelayaran, termasuk fasilitas-fasilitasnya. Dan salah satu yang terpenting juga adalah tentu saja dengan memaksimalkan dan menggenjot kemampuan berbahasa Inggris mereka. Para pelaut kita masih kalah kalau jauh dibandingkan India dan Fillipina dari segi penguasaan Bahasa Inggris.

Tidak diragukan lagi, kita adalah negara maritime. Kita negara kepulauan yang memiliki banyak laut. Hidup nenek moyang kita adalah dari hasil laut. Sampai sekarang pun laut masih menjadi salah satu andalan utama kita. Sudah barang tentu akan sangat disayangkan bila nanti justru laut kita `dikuasai' oleh negara lain, oleh pelaut asing, dan oleh perusahaan asing.
Si `penakluk bumi', kapten kapal bernama James Cook pernah mengatakan "Ambition leads me not only farther than any other man has been before me, but as far as I think it possible for man to go." Dan saat ini saya ingin menyitir pendapat tersebut untuk para pelaut kita. You can do it better than you ever think. You even can do it better than James Cook. Jelajahi samudera dan tunjukkan bahwa Indonesia adalah gudangnya pelaut. Bukan sekedar pelaut yang bisa melaut, tapi pelaut yang berkualitas dan berkemampuan tinggi.

Selamat melaut —Michael Sendow—

dicopy dari postingan penulis di:

http://bahasa.kompasiana.com/2013/08/20/kemampuan-pelaut-indonesia-585675.html

Cina Segera Bangun Kapal Militer Raksa Kedua

Posted: 23 Aug 2013 06:37 PM PDT

Cina Segera Bangun Kapal Militer Raksa Kedua

Cina Segera Bangun Kapal Militer Raksa Kedua
Liaoning, kapal pengangkut pesawat tempur alias aircraft carrier milik Cina.

Setelah memiliki Liaoning, kapal pengangkut pesawat tempur alias aircraft carrier, Cina akan membangun aircraft carrier kedua.
Media asing melaporkan, kapal raksasa itu akan dibangun di Shanghai, tapi belum ada konfirmasi dari Pemerintah Cina.
Sudah bukan hal yang aneh jika Pemerintah Cina merahasiakannya. Sebab, mereka memang berencana membangun armada militer yang sangat kuat di Asia Timur.
Ketegangan dengan Jepang yang juga dikelilingi pangkalan bersenjata Amerika Serikat (AS), semakin menambah motivasi Cina untuk maju dalam bidang ini.
Liaoning dibeli dari Rusia dan dipermak sesuai standar militer Cina. Cina juga dilaporkan sedang membangun pesawat jet siluman (stealth) yang bisa mendarat di aircraft carrier, pesawat drone (nirawak), dan kapal selam nuklir.
Nantinya, ada dua resimen Angkatan Udara untuk satu aircraft carrier, termasuk pesawat tempur, pesawat intai, pesawat anti-kapal selam, anti-elektronik, dan pesawat dengan baling-baling.
Pemerintah Cina mengungkapkan, Liaoning dibuat semata-mata untuk tujuan latihan militer. Toh, negara-negara lain mencurigai ini sebagai upaya Cina menunjukkan superioritas militernya.
Nama Liaoning diambil dari nama salah satu provinsi di Cina, yang berbatasan dengan Korea Utara.
Liaoning memiliki electromagnetic aircraft launch system (EMALS) yang bisa meluncurkan pesawat tempur dengan bobot lebih berat dari umumnya.
Diperkirakan, Lioaning juga memiliki sistem misil Flying Leopard 3000 Naval (FL-3000N) dan Type 1030 close-in weapon system (CIWS), ditambah Anti-submarine warfare (ASW) khusus untuk anti-kapal selam.
FL-3000N menggunakan sistem yang bisa menjangkau target subsonik dan supersonik dalam jarak sembilan kilometer.

No comments:

Post a Comment