Kapal Pengangkut 650 Ton Solar Tenggelam di Perairan Kalbar Posted: 09 Apr 2013 08:18 PM PDT Kapal Pengangkut 650 Ton Solar Tenggelam di Perairan Kalbar Samarinda - KM Putra Segara IV yang mengangkut BBM 650 ton solar industri tenggelam di Muara Laut Padang Tikar, Kalimantan Barat (Kalbar). 10 Penumpang ditemukan dalam kondisi selamat.
"Kemarin kita temukan 5 orang, siang ini kita temukan 5 orang lagi. Sepuluh orang korban ditemukan dalam kondisi selamat," kata Dir Polair Polda Kalbar, Kombes Pol Ramses Kamsuddin, saat dihubungi detikcom, Senin (8/4/2013).
Ke-10 orang ditemukan terapung di perairan. 10 Korban yang dievakuasi adalah Wirdan (nakhoda), M Aminor, Sukirno, Roni dan Agus (sebagai pengawas PT Wahana Bhakti Pontianak). Juga M Saleh, Raynaldi, Yulianto, Tomi Adam dan Johansyah, masing-masing sebagai juru mudi. Saat ini, mereka dievakuasi untuk mendapatkan tindakan medis.
KM Putra Segara IV tenggelam Minggu (7/4/2013) kemarin. Kapal bermuatan minyak solar itu berangkat dari Pontianak menuju Ketapang. BBM solar digunakan untuk menyuplai keperluan PLTD Ketapang.
Berdasarkan monitoring, akibat tenggelamnya kapal, solar tumpah dalam radius sekitar 500 meter dari lokasi tenggelamnya kapal.
Cuaca buruk melanda perairan Muara Laut Padang Tikar beberapa hari ini. Ketinggian gelombang bervariasi. Setidaknya, 4 kapal tenggelam sejak kemarin.
"Kemarin ada 4 insiden kapal tenggelam. Salah satunya ya kapal mengangkut minyak solar industri ini. Sejak pagi sampai siang ini, normal. Belum tahu kalau sore hingga malam nanti, cuaca bisa berubah lagi," jelas Ramses.
Polair Polda Kalbar terus melakukan monitoring berbagai kapal berangkat meninggalkan Kalbar maupun menuju Kalbar. |
Kemenhub Tunjuk BNI Jadi Penyedia Jasa Perbankan PTSA Posted: 09 Apr 2013 08:16 PM PDT Kemenhub Tunjuk BNI Jadi Penyedia Jasa Perbankan PTSA Kementerian Perhubungan menunjuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), sebagai penyedia jasa perbankan untuk pelayanan terpadu satu atap (PTSA) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. "Selama ini pembayaran seluruh tarif jasa yang dilayani di PTSA dilakukan oleh para pegawai Ditjen Perhubungan Laut, untuk kemudian uang pembayaran tersebut disetorkan secara fisik ke BNI cabang KCU Jakarta Kota," kata Bobby R Mamahit, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Selasa (9/4/2013). Dengan menggandeng BNI, peran kasir pada transaksi pembayaran PNBP di Ditjen Perhubungan Laut dialihkan ke BNI. Untuk melengkapi pelayanannya, BNI menyediakan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di sekitar ruang PTSA. "Para wajib bayar akan mendapatkan kemudahan pada saat mengurus perizinan dan administrasi. Ke depan, ruang PTSA akan dikembangkan menjadi ruang pelayanan secara elektronik dan real time," ujarnya. Sejumlah pelayanan yang diberikan dalam PTSA Ditjen Perhubungan Laut yaitu pembayaran tarif jasa pelabuhan, penyeberangan laut, selat, dan laut. Selain itu, PTSA juga melayani tarif jasa pelabuhan dan penyeberangan untuk lintas kapal luar negeri, tarif jasa kendaraan bermotor laut, jasa kepelabuhan, jasa kenavigasian, dan penerimaan uang perkapalan. Tahun ini Ditjen Perhubungan Laut memproyeksikan, dana yang akan dikelola melalui PTSA mencapai Rp 428 miliar. "Porsi terbesar yang mendominasi dalam transaksi PTSA biasanya jasa dokumen pelaut. Setahun saja ada 3.000 perwira, belum yang ABK. Pengurusan dokumen pelaut sudah pasti akan bertambah tiap tahun," ujar Bobby. Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Perhubungan meresmikan ruang PTSA Ditjen Perhubungan Laut sebagai wujud reformasi birokrasi di lingkungan Kemenhub pada November 2012. Layanan terpadu ini sebagai salah satu tindak lanjut dari Instruksi Presiden No.9/2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. |
IMI minta ada layanan kesehatan maritim Posted: 09 Apr 2013 08:15 PM PDT IMI minta ada layanan kesehatan maritim Indonesia Maritime Institue (IMI) minta pemerintah menyiapkan infrastruktur pelayanan kesehatan kemaritiman, karena sebagai negara kepulauan, Indonesia miliki kekhasaan tersendiri seperti pola sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakatnya berkaitan dengan laut. "Salah satu aspek yang jarang didiskusikan adalah karakter penyakit di sebuah kepulauan serta penanganan kesehatan para pelaut yang bekerja di kapal. Belum lagi kesehatan dalam hal penyelaman, sehingga membutuhkan penanganan kesehatan yang spesifik," kata Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan, kepada wartawan di Jakarta, Selasa. Menurut Paonganan, masalah kesehatan di sebuah negara kepulauan menjadi salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian serius, sedangkan ilmu kedokteran yang berkembang saat ini masih sangat terbatas memperdalam tentang kedokteran maritim, khususnya di Indonesia. "Indonesia Maritime Institute (IMI) mendorong adanya upaya pemerintah dan perguruan tinggi untuk membuat jurusan khusus kedokteran maritim di fakultas-fakultas kedokteran di seluruh Indonesia, sehingga nuansa kemaritiman ini benar benar bisa terimplementasikan dalan segala aspek kehidupan yang terintegrasi di dalamnya," katanya. Dokter Maritim, kata Paonganan yang akrab disapa Ongen itu, akan sangat bermanfaat bagi keselamatan jiwa, baik itu untuk masyarakat di pulau-pulau kecil, pelayaran, maupun olah raga maritim. "Dengan adanya dokter maritim, maka semakin menunjukkan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara maritim terbesar," tandasnya. |
Kisah KRI Pasopati, dari Vladivostok ke Indonesia Posted: 09 Apr 2013 08:13 PM PDT Kisah KRI Pasopati, dari Vladivostok ke Indonesia Jika Anda melewati Jalan Pemuda, di Kota Surabaya, pasti mata Anda akan melihat sebuah kapal selam berdiri kokoh di pinggir jalan tersebut. Jika Anda memang sengaja hendak berlibur di Kota Pahlawan ini dengan keluarga, tidak ada salahnya mampir dan melihat dari dekat apa dan siapa mengenai keberadaan kapal selam tersebut.
Itulah Monumen Kapal Selam alias Monkasel dimana KRI Pasopati 401 dipajang di sana. Kapal selam ini merupakan salah satu kapal selam TNI Angkatan Laut tipe Whiskey Class buatan Uni Soviet tahun 1952. KRI Pasopati masuk jajaran TNI AL pada 29 Januari 1962 dan turut terlibat dalam operasi pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda kala itu.
Monkasel yang dibangun dengan ide para sesepuh kapal selam TNI AL ini diresmikan tanggal 27 Juni 1998 untuk memperingati keberanian para pahlawan Indonesia. Untuk membawa kapal selam ke kota Surabaya bukanlah perkara mudah. Pasopati harus dipotong menjadi 16 bagian dan selanjutnya dibawa ke area Monkasel kemudian dirakit kembali menjadi sebuah monumen. Monkasel di sisi Sungai Kalimas ini disebut-sebut merupakan Monkasel terbesar di kawasan Asia.
Pengunjung hanya membeli tiket masuk sebesar Rp 5.000. Sebelum menaiki tangga memasuki lambung KRI Pasopati, petugas jaga akan menyarankan pengunjung menuju sebuah ruangan untuk menyaksikan film dokumenter selama sekitar 30 menit mengenai sejarah TNI Angkatan Laut dan sepak terjang kapal selam ketika pertama kali diterima TNI AL dari Uni Soviet atau Rusia.
Atmadji Sumarkidjo, dalam buku Mission Accomplished (2010), menyebutkan sebanyak 12 kapal selam jenis Whiskey Class atau "W" yang dibeli dari Soviet bukan kapal selam yang baru sama sekali, tetapi reputasinya cukup baik kala itu. Soviet memang mengembangkan sejumlah tipe kapal selam, tetapi hanya tipe "W" yang mereka jual ke negara-negara "sahabat", salah satunya ke Indonesia.
Sebelum membawa kapal selam tersebut ke Tanah Air, maka dikirimlah para pelaut muda Indonesia ini secara bergelombang mengikuti on the job training langsung di kota Vladivostok, pangkalan utama kapal selam untuk pasifik yang disebut sebagai Pusat Pendidikan 89, Angkatan Laut Uni Soviet.
Di sanalah para pelaut muda Indonesia digembleng bagaimana mengawaki kapal selam ini. Latihan dengan kapal selam dilakukan di perairan di Vladivostok yang sangat dingin. Pengantar untuk berkomunikasi pun dilakukan dalam bahasa Rusia. Untuk itu sebanyak empat guru wanita didatangkan dari Moskwa untuk memberikan kursus kilat bahasa Rusia bagi para awak kapal Indonesia ini. Dalam waktu 3 bulan umumnya mereka sudah bisa menguasai dasar-dasar bahasa Rusia. Kapal selam KRI Pasopati 401 memiliki panjang 76,6 meter, lebar 6,30 meter dan dilengkapi dengan gas uap torpedo berjumlah 12 buah dan secara teoritis mampu menyelam sedalam 300 meter. Spesifikasi lainnya kecepatan 18,3 knot di atas permukaan, 13,6 knot di bawah permukaan; berat penuh 1.300 ton, baterai 224 unit, bahan bakar diesel; baling-baling 6 lubang dan awak kapal sebanyak 63 orang termasuk komandan.
Jangan khawatir, saat memasuki lambung KRI Pasopati, Anda akan ditemani oleh pemandu wisata yang merupakan siswa atau siswi SMK di Surabaya. Pemandu wisata ini dengan fasih akan menjelaskan seluk beluk kapal selam KRI Pasopati dan apa-apa saja yang ada di dalamnya.
Siap-siap saja saat Anda memasuki kapal selam Pasopati. Jangan membayangkan sebuah kapal penumpang dengan ruangan yang luas. Namanya kapal selam, semuanya serba sempit dan tidak ada ruang yang dibiarkan kosong melompong. Pengunjung yang bertubuh tinggi harus selalu waspada dan berjalan merunduk. Pasalnya banyak peralatan dipasang di dinding kapal.
Belum lagi penghubung antar satu ruangan dengan ruangan lain ada yang harus melalui sebuah pintu yang hanya cukup dilalui satu orang. Itupun syaratnya harus membungkukkan badan. Anda bisa membayangkan saat posisi tempur atau darurat, para awak kapal selam ini dituntut gesit dan cekatan berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Untuk berpapasan pun harus mengatur posisi tubuh terlebih dahulu bila tidak ingin bersenggolan.
KRI Pasopati memiliki tujuh ruangan yakni ruang torpedo, ruang komandan, ruang jembatan utama dan pusat komando, ruang awak kapal, dapur dan penyimpanan baterai, ruang mesin diesel dan terminal mesin, kamar mesin listrik dan ruangan torpedo untuk bagian buritan.
Sebagai sebuah monkasel, keberadaan pengunjung di dalam KRI Pasopati ini dibuat nyaman. Pendingin ruangan telah dirancang untuk selalu mengalir ke seluruh badan kapal selam. Pengunjung pun dengan antusias mengikuti penjelasan dari pramuwisata.
Padahal ketika kapal selam ini beroperasi saat itu, KRI Pasopati tidak dilengkapi AC. Pasalnya, kapal selam jenis "W" ini dirancang untuk menyelam di laut yang dingin seperti di Soviet dan bukan di kawasan tropis sehingga tidak memerlukan penyejuk ruangan. Akibatnya ketika Pasopati melaksanakan tugas di perairan Indonesia, bisa Anda bayangkan betapa "luar biasa" kendala yang dihadapi para ABK selama menyelam di bawah laut di perairan tropis. Yang sangat membanggakan adalah para ABK ini tetap semangat tinggi menjalankan tugas di tengah-tengah situasi yang serba "terbatas".
Sumarkidjo menuturkan, bila di Vladivostok yang dingin itu, saat menyelam adalah yang paling menyenangkan, karena temperatur di dalam kapal menjadi hangat. Ketika para awak pertama menjalankan pelatihan di Vladivostok, pada saat menyelam, mereka harus memakai baju tebal (para awak menyebutnya baju hanoman!) karena di dalam kapal sangat dingin.
Tetapi situasinya berbalik 180 derajat ketika beroperasi di perairan Indonesia. Semakin lama di bawah permukaan laut, semakin naik suhu di dalam kapal selam. Kadar CO2 di dalam kapal juga naik secara perlahan. Karena itulah kalau mereka melakukan penyelaman panjang harus dilakukan berbagai upaya untuk menghemat O2. Jadi wajar kalau awaknya hanya bercelana pendek dan kaos saja. Bahkan Menteri Keamanan Nasional/KSAD (waktu itu) Jenderal AH Nasution ketika hadir di kapal yang sedang menyelam juga menggunakan celana pendek.
Satu hal lagi, kapal selam jenis "W" ini sulit dideteksi oleh kapal di permukaan. Hal ini terungkap ketika KRI Pasopati dalam suatu latihan bersama AL Australia menyelam sambil menarik sebuah bendera di permukaan untuk menunjukkan posisi mereka. Namun alat sonar canggih milik kapal perang Australia tetap tidak mampu mendeteksi. Apa rahasianya? Ternyata rahasianya terletak pada metalurgi kapal selam buatan Soviet tersebut sehingga alat sonar kapal-kapal buatan Barat sukar mendeteksinya.
KRI Pasopati pensiun menyelam tahun 1980 dan merupakan kapal selam TNI AL kelas "W" terakhir beroperasi. Itulah kehebatan kapal selam jenis whiskey class TNI AL dan betapa heroiknya perjuangan para awaknya saat itu. |
Pelaut Indonesia Terancam Tidak Bekerja Posted: 09 Apr 2013 07:46 PM PDT Pelaut Indonesia Terancam Tidak Bekerja Indonesia harus segera meratifikasi Konvensi Pekerja Maritim 2006 agar tidak dijatuhi sanksi internasional yang diterapkan di seluruh dunia mulai Agustus 2013. Menurut Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Hanafi Rustandi, apabila tidak segera diratifikasi ketentuan Maritime Labour Convention (MLC), dipastikan kapal bendera Indonesia akan pindah bendera ke asing. "Kami hanya mengingatkan pemerintah agar tidak menilai mudah untuk ratifikasi MLC, karena jika tidak akan menggagalkan Inpres No.5/2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional," ujarnya, Kamis (14/2/2013). Dia menjelaskan para calon pekerja pelaut dan anak buah kapal (ABK) juga terancam tidak dapat bekerja lagi pada perusahaan kapal internasional jika Indonesia tidak segera meratifikasi MLC. Hanafi menuturkan pada Agustus 2013, seluruh perusahaan kapal internasional memberlakukan MLC 2006 dan saat ini ada 30 negara telah meratifikasinya, sedangkan Indonesia belum melakukannya. Selain itu, lanjutnya, peluang bagi pelaut Indonesia bekerja di luar negeri akan tertutup, karena pemilik kapal tidak akan mempekerjakan pelaut dari negara yang tidak meratifikasi konvensi MLC. Dari 30 negara yang meratifikasi konvensi antara lain Singapura yang meratifikasi konvensi untuk meningkatkan jumlah armada dengan membuka pendaftaran bagi kapal asal negara yang belum meratifikasi MLC, termasuk Indonesia. Contoh negara lainnya adalah Filipina yang sebagai salah satu negara pengirim tenaga kerja terbesar di dunia ingin mempertahankan lapangan pekerjaan dan memonopoli suplai pelaut ke kapal-kapal asing. "Sebenarnya tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak meratifikasi konvensi itu, karena tidak sulit dan tidak perlu pembahasan lama, bahkan beberapa ketentuan MLC ada di regulasi nasional," ungkapnya. |
Lowongan Pelaut Indonesia Butuh 7.000 Orang Per Tahun Posted: 09 Apr 2013 07:40 PM PDT SDM PELAUT: Indonesia Butuh 7.000 Orang Per Tahun Indonesia kekurangan 43.000 tenaga pelaut tingkat perwira dan tingkat rating. "Saat ini, Indonesia kekurangan sekitar 7.000 SDM pelaut setiap tahunnya. Itu hanya untuk dalam negeri saja, belum terhitung untuk kebutuhan luar negeri," ujar Menteri Perhubungan, seperti dikutip situs resmi Kemenhub, Sabtu (16/3). Beberapa waktu lalu wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono telah menginstruksikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM) Kemenhub untuk segera melakukan langkah-langkah konkret dalam rangka mencetak lebih banyak pelaut dengan kualitas SDM yang baik. "Untuk memenuhi kebutuhan pelaut, kita perlu memadatkan kurikulum pendidikan dengan melakukan akselerasi atau percepatan untuk kelulusan dari para pelaut seperti menerima siswa baru dua kali setahun, atau setiap semester. Jadi yang tadinya lebih lama dapat kita persingkat. Namun tidak mengabaikan dari segi kualitasnya," jelas Bambang. Bambang menyampaikan dalam upaya meningkatkan kuantitas SDM pelaut, tidak hanya dengan membangun gedung diklat baru atau memperbaiki fasilitas diklat tapi juga harus memperhatikan kualitas tenaga pengajar/instruktur. Apalagi sekarang, lanjut Bambang, Indonesia telah menyatakan kesanggupannya untuk mengimplementasikan amandemen dari Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW) Manila 2010, dimana lulusan pelaut Indonesia harus memiliki standard internasional yang mengacu pada STCW Manila tersebut. "Untuk itu kita memerlukan program pendidikan yang dapat menghasilkan pelaut tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas," tutur Bambang. |
6 Kapal Pukat Harimau Ditangkap Posted: 09 Apr 2013 07:29 PM PDT 6 Kapal Pukat Harimau Ditangkap Satuan Polisi Air dan Udara Polres Pesisir Selatan menangkap enam unit kapal dan 15 awak kapal yang diduga mengoperasikan pukat harimau (jaring trawl) pada Jumat (15/3).
Penangkapan kapal beserta awak kapal itu berlangsung di perairan Air Haji, Kecamatan Linggo Saribaganti sekitar pukul 16.00 WIB.
Kapolres Pessel melalui Kasat Polisi Air dan Udara AKP Asril Chan menyebutkan, saat ini kapal beserta awaknya diamankan di Pelabuhan Panasahan Painan. "Mereka di duga melakukan penangkapan ikan dengan alat yang tidak sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku. Di kapal ditemukan peralatan tangkap yang diduga jaring trawl," katanya.
Disebutkannya, selanjutnya awak kapal tersebut akan diproses secara hukum. Polisi bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Pessel akan memproses awak kapal. "Terkait benar tidaknya alat tangkap tersebut jaring trawl DKP mendatangkan tenaga ahli. Jadi untuk itu, kapal dan awaknya diamankan dulu," katanya.
Penangkapan tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat ke pemerintah dan polisi. Hasil tangkapan nelayan pukat tepi berkurang yang disebabkan beroperasinya pukat harimau.
"Dari laporan itu nelayan Pessel resah akibat beroperasinya pukat harimau dan pukat cincin di perairan daerah tersebut. Menurut keterangan nelayan banyak pukat harimau beroperasi," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pessel Edwil Noer menyebutkan, pihaknya memang sering menerima laporan bahwa pukat harimau beroperasi di Pesisir Selatan.
"Bahkan menurutnya, DKP Pesisir Selatan selalu melakukan patroli di seluruh perairan Pesisir Selatan. "Namun kami memiliki personil dan peralatan terbatas, sehingga sulit melakukan pengejaran dan penangkapan pelaku illegal fishing di daerah tersebut," kata Edwil. |
Job pelaut Need two Master class 2 for LCT Brunei Posted: 09 Apr 2013 07:26 PM PDT Job pelaut Need two Master class 2 for LCT Brunei shipping company PT. Putri Mandiri need two Master Class 2 for LCT, Salary USD 150/day Type of vessel : LCT (Supply Job) Trading Area : Oil Field Brunei Date of Joining : ASAP Forward your complete CV to aldi@putrimandiri.com For more detail please contact my mobile number Thanks & Best regards, Aldi Garibaldi NURFA BAHTERA MANDIRI - Jogja (Branch Office) PUTRI MANDIRI - Batam (Head Office) As recruiting agents only email: aldi@putrimandiri.com Mob. +62 812 15 322 392, +62 858 78 73 95 35 |
Lowongan Pelaut untuk OS Kapal Cement carrier Posted: 09 Apr 2013 07:25 PM PDT Lowongan Pelaut untuk OS Kapal Cement carrier PT. EQUINOX urgently required OS for Cement carrier Vessel Name : MV. Cyprus Cement - Trading Area : World Wide - Required Crew : OS - Contract : 6 months - Salary : 1300 USD (not including overtime) - Date of join : May 2013 General requirements : 1. Fluent in English is a must 2. Completes & Valid certificate STCW-95 3. Experience on Cement carrier at least 2 years. If you interest with our job vacancy Send your (CV) email to : crewing@ppequinox.com or Fax : 021-79187097 _ |
Baru Dua Bulan Menikah, Mualim Kapal Tanker Meninggal Dunia Posted: 09 Apr 2013 07:23 PM PDT Baru Dua Bulan Menikah, Mualim Kapal Tanker Meninggal Dunia Mualim 2, MT Serena, Syafri (45) pria asal kota Makasar, ditemukan tewas di dalam kamar tidurnya di kapal pada Selasa (9/4/2013). Korban diduga meninggal dunia karena sakit. Istri korban, Siti (25), warga Kelurahan Bukit Tani, mengatakan, dirinya tidak mengetahui suaminya yang baru dinikahi 2 bulan lalu punya sakit berat. Saat terakhir menghubungi Syafri, Siti mengatakan suaminya hanya mengeluh sakit kepala saja. "Suami saya cuma mengeluh ada sakit kepala. Tapi nggak berat sih. Kalau sakit berat lainnya saya nggak tahu," kata Siti kepada bangkapos.com. Setelah mendengar keluhan suaminya via telpon Selasa (9/4/2013), sekira pukul 11.00 WIB siang, Siti kemudian tak mendengar lagi kabar suaminya. Seiti juga mengaku sempat puluhan kali menelpon dan sms, tapi tidak ada jawaban. |
Belum ada tanggapan untuk "Berita Kapal"
Post a Comment