TNI AL Siapkan Kapal Perang untuk Motor dan Pemudik ke Semarang Posted: 09 Jul 2013 02:49 AM PDT TNI AL Siapkan Kapal Perang untuk Motor dan Pemudik ke Semarang TNI AL menyediakan mudik gratis menggunakan kapal perang dari pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sekali jalan kapal perang ini dapat mengangkut 1.000 motor dan 1.500 pemudik.
"Ada satu kapal yang dikerahkan, rencananya kapal ini dua kali jalan pada H-4 dan H-2. Tujuannya dari Jakarta ke Semarang," kata Kepala Puskom Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan kepada detikcom, Selasa (9/7/2013).
Bambang mengatakan, kapal ini juga akan mengangkut pemudik saat arus balik nanti, namun mengenai waktunya masih dibicarakan. "Kalau yang arus balik masih kita diskusikan," katanya.
Bambang menjelaskan, mudik dengan kapal perang ini gratis. Bahkan penumpang di kapal itu dapat makan. "Ini semuanya gratis dan tidak dipunggut biaya," katanya.
Bambang mengatakan, para pemudik yang ingin ikut mudik dengan kapal perang dapat mendaftar di otoritas pelabuhan Tanjung Priok. Namun mengenai waktu pendaftarannya, ia mengaku belum tahu. "Kalau waktu daftarnya coba dicek di sana," katanya.
Bambang mengatakan, Ditjen Perhubungan Darat juga menyediakan bus dan truk untuk mengangkut para pemudik. Truk digunakan untuk mengangkut motor para pemudik ke kampung halamannya. "Ada 10 truk yang sudah akan disediakan," katanya.
Bambang mengatakan, bagi pemudik yang berminat bisa mendaftarkan diri pada 22 Juli di Kementerian Perhubungan. Truk dan bus ini akan mengangkut pemudik jurusan Jakarta-Purwokerto dan Jakarta-Solo. |
Beruang Salju Ini Hentikan Laju Kapal Raksasa Posted: 09 Jul 2013 02:48 AM PDT Beruang Salju Ini Hentikan Laju Kapal Raksasa Seekor anak beruang kutub bermain dengan kapal besar di Kutub Utara. Dailymail.co.uk Seekor beruang salju terlihat sedang menghentikan laju kapal wisata raksasa yang datang mengunjungi wilayahnya di sekitar Samudra Arktik. Beruang ini menggapai tubuh kapal karena penasaran dengan benda tersebut. Namun dikabarkan juga bahwa 3.000 spesies beruang salju yang hidup di sekitar perairan Norwegia dan North Police di Arktik ini terancam punah.
Daily Mail melaporkan, walaupun bersuhu minus 30 derajat, hal ini tidak menjadi hambatan bagi para wisatawan mengunjungi Arktik. Mereka rela mengunjungi rumah beruang salju untuk mengambil gambar binatang tersebut. Namun hal ini menjadi salah satu penyebab kondisi lautan es menyusut. Musim panas yang berlangsung lama juga membuat laut es tidak membentang seluas biasanya. Ladang berburu beruang kutub pun semakin sempit. Para ilmuwan memperkirakan bahwa es di Samudra Arktik dapat benar-benar menghilang pada 2080 nanti. Laut es yang mencair tentu menjadi pengaruh utama kelangkaan binatang yang tinggal di sana. Kelangsungan hidup beruang kutub pun menjadi terancam. Seekor beruang kutub dapat kehilangan 10-20 kilogram berat tubuhnya setiap minggu ketika ia tidak lagi mendapat asupan makanan. Ada cara yang bisa kita lakukan untuk melindungi beruang kutub, yaitu dengan menghemat energi, mengurangi emisi dan hemat bahan bakar, meminimalkan polusi, stop pencemaran, serta stop perburuan ilegal. "Total populasi beruang kutub dibagi menjadi 19 unit. Data terbaru dari IUCN Polar Bear Spesialist Group menunjukkan bahwa delapan unit mengalami perubahan iklim yang membuat kelangkaan beruang salju terjadi," demikian diungkapkan WWF |
Kapal Kargo Terbesar Siap Berlayar Posted: 09 Jul 2013 02:44 AM PDT Kapal Kargo Terbesar Siap Berlayar - Kapal Maersk Mc-Kinney Møller di Korea Selatan.
Kapal kargo terbesar sedunia milik Maersk Line diperkirakan bakal angkat sauh dari galangan kapal Korea Selatan (Korsel) hari Jumat ini. Peluncurannya disertai harapan begitu tinggi bahwa kapal bernama Maersk Mc-Kinney Møller ini bisa membuka era baru perkapalan pengangkut peti kemas. Namun, kapal ini justru akan memulai tugasnya dengan beroperasi di bawah kapasitas. Maersk berharap kapal kelas Triple-E ini akan membuka keunggulan dibandingkan pesaing mereka pada jalur antara Eropa dan Asia. Terlebih kini, kala perang harga turut mengancam kemampuan sejumlah operator untuk tetap bertahan. Kapal Maersk Mc-Kinney Møller membentang sepanjang kira-kira 400 meter dengan tinggi sebanding 20 lantai. Ia mampu mengangkut kargo 11% lebih banyak dibandingkan kapal terbesar sebelumnya. Konsumsi bahan bakar per kontainer 35% lebih sedikit ketimbang jajaran kapal Maersk yang lain, demikian keterangan perusahaan. Maersk, anak usaha konglomerasi Denmark A.P. Møller-Maersk A/S, mesti melayarkan kapal ini jauh di bawah kapasitasnya sebesar 18 ribu kontainer, sambil menanti pelabuhan dunia meningkatkan kapasitas masing-masing. Kapal ini merupakan kapal kelas Triple-E pertama dari 20 unit yang sudah dipesan Maersk. Namun, kapal ini diperkirakan hanya sanggup mengangkut rata-rata 14 ribu kontainer dalam perjalanan awal. Sebab, beberapa derek pelabuhan tak cukup tinggi untuk mencapai tumpukan peti paling atas jika kapasitasnya terisi penuh. Dari total 16 pelabuhan yang tersertifikasi menangani muatan kapal seukuran Triple-E, beberapa di antaranya tidak memiliki derek yang memadai. Maersk Mc-Kinney Møller, dinamakan sesuai mendiang putra pendiri perusahaan, akan melayani jalur Asia-Eropa. Kapal dijadwalkan mengangkut peti kemas pertama pada 15 Juli di Busan, Korsel. Ia akan berlayar ke Eropa melalui Singapura. "Kami akan mengoperasikan Triple-E pertama layaknya kapal yang lebih mungil dalam beberapa bulan awal, sambil menanti pelabuhan memperbaiki derek mereka," kata Lars Jensen, kepala operasi Maersk Line untuk Asia dan Eropa. "Tak banyak yang bisa kita lakukan saat infrastruktur masih beradaptasi dengan kapal yang lebih besar." Jensen mengakui kapasitas rute Asia-Eropa sekitar 10% di atas permintaan. Operator kargo dengan kapasitas terbesar sedunia itu berharap dapat menendang produsen kapal yang lebih kecil keluar dari rute perdagangan tersibuk dunia ini. Dengan syarat, Maersk bisa mengoperasikan kapal kelas Triple-E, yang lebih besar dan efisien. "Dalam tiga hingga empat tahun, perusahaan yang beroperasi di rute Asia-Eropa akan memakai kapal yang sanggup mengangkut 14 ribu peti kemas dan selebihnya. Perusahaan yang tak memiliki kapal semacam ini tak bakal bisa bersaing," paparnya.
|
Lowongan pelaut Terbaru 09 July 2013 untuk Kapal Tug Boat Singapore Posted: 09 Jul 2013 02:41 AM PDT Lowongan pelaut Terbaru 09 July 2013 untuk Kapal Tug Boat Singapore NEW REQUIREMENTS : Vessel : TBA Flag : Singapore Type : Tug Boat Joining Port : Singapore Joining Date : ASAP Rank : Master Class V Salary : SGD 1200/month Rank : CE Class V Salary : SGD 1100/month Contract rotation : 6 months Vessel : TBA Flag : Singapore Type : Coastal Tug boat Joining Port : Singapore Joining Date : ASAP Rank : CE Class IV Salary : SGD 1400/month Rank : 2E Class V Salary : SGD 1100/month Rank : AB Salary : SGD 400/month Contract Rotation : 6 months for officers & 9 months for rating Vessel : TBA Flag : Singapore Type : Tug GRT 50t Built : 1984 Joining Port : Singapore Joining Date : ASAP Rank : CE Class V x 2 Salary : SGD 1100/month Contract Rotation : 6 months All Vessels Operation : Singapore Specific requirement : English speaking and experience on tug boats For Interested applicants, please send your resume to : ciptacrew@ciptakaryain.com Maria Eka Pratiwi PT. Ciptakarya Intisemesta Jln. Raya Taman Margasatwa Kav.2 No. 62 Jakarta Selatan 12540 Phone : 021 7800261 Fax : 021 7813972 |
Kapal SPIL Tenggelam di Laut Banda Posted: 09 Jul 2013 02:24 AM PDT Kapal SPIL Tenggelam di Laut Banda Pencarian terhadap 19 awak kapal motor Pemudi yang tenggelam di laut Banda belum membuahkan hasil. Tim dari Search and Rescue (SAR) Kendari melakukan pencarian ke arah utara laut Banda atau Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, Senin (8/7/2013). Kepala kantor SAR Kendari, Djafar Henaulu, menjelaskan, pencarian terhadap 19 kru kapal bermuatan kontainer juga dilakukan oleh kapal Oriental Silver milik PT Spil. "Pencarian korban juga lakukan oleh kapal berkekuatan 19 ribu gros ton yang merupakan satu perusahaan dengan kapal yang tenggelam. SAR Kendari menurunkan 30 personel dengan menggunakan Rescue Boat 210 dan pesawat helikopter milik Susi Air," terangnya, Senin (8/7/2013). Menurutnya, cuaca di perairan laut Banda sangat buruk. Ombak mencapai 5 meter sehingga menyulitkan pencarian korban melalui laut. Djafar mengatakan, dua kru kapal yang ditemukan selamat bernama Agus Tri Suranto sebagai oliner dan Paratur Budi Mualim. "Kedua ABK yang selamat saat ini berada di kapal Oriental Silver. Keduanya menjadi pemandu dalam pencarian 19 kru kapal yang masih dinyatakan hilang," ujarnya. Lebih lanjut, Djafar memperkirakan, kapal bermuatan kontainer itu tenggelam akibat hantaman ombak setinggi tujuh meter pada 2 juli 2013 lalu. "Memang sebelum kejadian kapal tenggelam ada badai di perairan laut Banda, jadi besar kemungkinan kapalnya dihantam ombak besar," tambahnya. Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah kapal bermuatan kontainer, KM Pemudi, tenggelam di perairan Banda. Dua kru kapal dinyatakan selamat, tetapi 19 awak kapal lainnya belum diketahui keberadaannya. Kapal berkekuatan 4.249 gros ton itu bertolak dari Surabaya menuju Nabire, Papua. |
Nasib TKI Awak Kapal: Sudah Tak Digaji, Istri Diambil Orang Posted: 09 Jul 2013 02:21 AM PDT Nasib TKI Awak Kapal: Sudah Tak Digaji, Istri Diambil Orang Nasib tragis menimpa seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Indramayu, Jawa Barat, Danu (33). Danu yang bekerja sebagai anak buah kapal di perusahaan Taiwan ini terlunta-lunta di negeri orang. Janji upah dolar selama 2 tahun pun tak dibayar. Nahasnya lagi, dia ditinggal kawin oleh istrinya karena tak berkomunikasi dan tak mampu memberikan nafkah lagi. Petualangan Danu itu bermula pada 2011. Melalui perusahaan pengerah TKI PT Karlwei Multi Global (Kartigo), dia menjadi Anak Buah Kapal atau ABK di PT Kwo-Jeng yang berkedudukan Taiwan. Danu dikontrak selama 2 tahun dengan US$ 180 per bulan. Di atas kapal milik PT Kwo-Jeng itulah Danu dan 200 temannya bertahan hidup dengan penuh derita. "Kami sampai ambil kayu dek untuk masak di atas kapal. Tidak ada air, tidak ada makanan, cuma makan ikan," ujar Danu saat berunjuk rasa di depan Kantor Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jakarta, Selasa (9/7/2013). Berbulan-bulan berkelana di samudera, sampailah kapal yang membawa Danu dan rekan-rekannya di Trinidad, tanah di kawasan Karibia. Danu dan puluhan ABK lain ditangkap polisi Trinidad saat mendarat. Peristiwa apes sekaligus berkah bagi bapak satu anak ini. "Kami masuk televisi dan koran. Dari sana bantuan mulai datang. Kami tidak lagi makan nasi sepiring berlima. Banyak yang memberi bantuan makanan sampai kami dideportasi," katanya. Pada 8 Juli 2013, Danu dan ratusan ABK lainya dideportasi ke Indonesia setelah bekerja di perairan Trinidad dan Tobago itu. Gembira memuncak karena bisa pulang ke kampung halaman. Bisa berkumpul kembali dengan istrinya, Umroh (30) dan anaknya. Namun, bayang gembira itu pudar, berubah muram saat dia sampai di depan pintu rumahnya. "Saya pas pulang yang buka pintu laki-laki, tidak saya kenal. Saya tanya, dijawab suami baru dari istri saya. Sakit rasanya, udah terlantar di kapal, kelaparan, nggak digaji, pulang ke rumah istri diambil orang," tutur Danu sambil menatap kosong, mengenang kesuramannya itu. Danu sempat marah kepada Umroh dan suami barunya. Namun dia dicegah tetangganya. Danu memang sudah tidak berkomunikasi dengan Umroh selama 2 tahun itu. Selama terombang-ambing di lautan, Danu memang dilarang berkomunikasi dengan dunia luar. "Saya memang tidak komunikasi, tidak punya uang. Telepon 5 menit saja sama biayanya gaji satu bulan. Terus kita mau pulang didenda Rp 50 juta," ungkapnya. Derita Danu tak hanya sampai di situ. Sudah kehilangan istri dan anak, dia harus menanggung utang belasan juta kepada saudaranya. "Gaji US$ 180 per bulan sampai sekarang tidak pernah dibayar sepeser pun, ya saya tidak bisa bayar utang. Utang saya sampai Rp 10 juta lebih. Utang sama saudara dan mertua. Terus utang buat berangkat Rp 5 juta. Malu saya belum bisa bayar," katanya lirih. Danu pun menghitung-hitung uang yang seharusnya dia miliki dari jerih payahnya selama mejadi ABK kapal Taiwan itu. Dalam kontrak kerja selama 2 tahun, Danu dijanjikan upah US$ 180 per bulan, uang sandar US$ 400, dan bonus tahunan US$ 1000. "Kalau pakai aturan, hak saya yang belum dibayar perusahaan sekitar US$ 13.000 ini belum termasuk asuransi," ujar Danu. Nasib malang ini ternyata tak hanya dialami Danu, tetapi juga dialami puluhan ABK lain yang bekerja di tempat yang sama. Oleh sebab itulah mereka berunjuk rasa di depan Kantor BNP2TKI untuk memperjuangkan hak mereka. "Ada sekitar 40 orang yang keluarganya berantakan gara-gara tidak digaji," ujar Kordinator Solidaritas ABK, Imam Safii. |
Kisah Sedih 'Pelaut' Indonesia: Tak Digaji Hingga Disiksa Posted: 09 Jul 2013 02:10 AM PDT Kisah Sedih 'Pelaut' Indonesia: Tak Digaji Hingga Disiksa Ratusan Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di PT Kwan Jen, Taiwan mengadu ke BNP2TKI. Mereka mengeluh sering mengalami tindak kekerasan hingga tidak mendapat gaji selama bekerja di perusahaan itu.
Salah satu ABK, Imam Syafei menceritakan awal penderitaan mereka dimulai saat mengadu nasib ke Taiwan. Setelah mendapat paspor dan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN), mereka diberangkatkan ke Trinidad dan Tobago.
Total ada 203 warga Indonesia yang mengadu nasib ke negara tersebut. Ada yang sudah lima tahun, ada yang baru hanya dua tahun.
"Ini (massa yang hadir) hanya sebagaian dari kami yang bisa datang ke Jakarta karena sebagian lain ada di kampung tidak ada biaya," ujar Imam di sela-sela orasinya di depan BNP2TKI, Jl MT Haryono, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (9/7/2013).
Di tempat ini mereka bekerja mencari ikan di tengah laut. Praktis cukup lama waktu mereka tidak bisa berkomunikasi dengan sanak keluarga.
Imam menceritakan, selama dua tahun bekerja di atas kapal tersebut, ada tiga kawan mereka yang meninggal. Ada yang sakit, kecelakaan kerja hingga stres.
"Heri asal Cirebon meninggal karena sakit, Karsan dari Pemalang karena stres menceburkan diri dan Ramdani meninggal karena kecelakaan kerja," jelas Imam.
Jenazah Ramdani kemudian disimpan ke dalam ruang pendingin, yang lazimnya digunakan untuk tempat penyimpanan ikan. Tanpa disangka, kapal yang ditumpangi Ramdani dirazia oleh polisi Venezuela.
"Pas kapal kami sedang beli solar, polisi menemukan mayat dalam frezer, setelah itu kami dideportasi ke Indonesia," sambungnya.
Namun begitu sampai di Indonesia, mereka tidak mendapat kejelasaan upah bekerja. Gaji berbulan-bulan bahkan tahunan praktis tidak bisa mereka rasakan
Kisah lainnya juga diceritakan Dunarso. Menurut Dunarso, penyiksaan sudah menjadi makanan sehari-hari. Sedikit saja melakukan kesalahan, pemilik kapal akan langsung memukulnya. Hambatan dalam komunikasi membuat mereka tidak mampu memberi penjelasan kepada majikannya.
"Dipukul, sehari istirahat cuma 5 jam ditambah makan seadanya, apakah itu layak?" protes Dunarso.
Saat hendak dideportasi ke Indonesia, mereka juga sempat diterlantarkan selama 6 bulan di Trinidad dan Tobago. Selama itu mereka bertahan hidup dengan makan seadanya.
"Sepiring untuk sepuluh orang atas nama solidaritas sebagai ABK Indonesia, bahakan ada yang cari kerja ilegal buat dapat makan," keluhnya. |
Belum ada tanggapan untuk "Berita Kapal"
Post a Comment