SHIP ACQUISITION PROCESS
Pengakuisisian berasal dari kata akuisisi yang dapat berarti penerimaan atau penyerahan, dalam kaitannya dengan dunia perkapalan dan transportasi laut, kata pengakuisisian dapat berarti pengadaan kapal baru dalam sebuah armada, pengadaan tersebut dapat berupa pembelian atau penyewaan sebuah kapal baru. Pengakuisisian sebuah kapal baru dari sudut pandang pemilik kapal adalah sebuah pembelanjaan barang modal yang utama, yang harus melalui beberapa tahap proses yaitu
2. Desain (Design Stage)
3. Aktivitas komersial (Commercial Activities)
4. Aktivitas produksi (Production Activities)
Pengakuisisian sebuah kapal dapat berupa pembelian atau penyewaan dengan beberapa jenis kondisi antara lain :
1. Kapal yang baru dibuat dalam segi konstruksi
2. Kapal bekas pakai
3. Kapal pinjaman atau charter
4. Kapal yang telah dikonversi
Tetapi dalam pembahasan ini hanya akan dibatasi tentang pengakuisisian kapal yang baru dibuat di galangan kapal saja, yang melalui empat tahapan proses yang telah disebutkan diatas.
Dalam proses pengakuisisian kapal terdapat beberapa badan yang terlibat di dalamnya yaitu:
· Ship owner
· Ship yard
· Industri penyokong, seperti industri baja
· Badan-badan lainnya seperti
1. Naval Architecture firm, seperti konsultan perancangan
2. Universitas
3. Biro klasifikasi
4. Regulator atau badan pembuat peraturan, dalam hal ini pemerintah
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang harus dilalui dalam pengakuisisian sebuah kapal baru agar nantinya kapal dapat memenuhi spesifikasi permintaan owner dengan tepat. Seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan, yang termasuk dalam tahapan ini adalah:
1. Perencanaan (Planning Stage)
2. Desain (Design Stage)
3. Aktivitas komersial (Commercial Activities)
II.1 Planning Stage
Perencanaan awal merupakan suatu tahapan yang sangat penting dalam segala bidang, termasuk dalam bidang pengakuisisian kapal baru. Perencanaan ini dimulai dengan penafsiran dari segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembuatan kapal baru, penyerahan kapal kepada pemilik kapal, sampai dengan saat kapal beropersi nantinya.
Penafsiran ini meliputi kondisi lingkungan internal organisasi yang berperan langsung dalam aktivitas pengakuisisian, maupun kondisi eksternal tempat dimana kapal akan menjalankan fungsinya.
II.1.1 Analisis kondisi lingkungan
Analisis kondisi lingkungan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu analisis mengenai kondisi lingkungan internal dan analisis kondisi lingkungan eksternal.
Ø Analisis kondisi internal meliputi kelebihan dan kekurangan badan/organisasi yang berperan langsung dalam pengakuisisian kapal, badan ini termasuk pemilik kapal dan galangan/yard yang berperan membangun kapal baru tersebut.
Analisis ini mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan :
· Sumber Daya Teknologi :
1. Permesinan
2. Riset
3. Hak cipta
4. Inovasi-inovasi dan keberanian mengambil resiko
· Sumber Daya Finansial :
1. Aset-aset
2. Kondisi keuangan perusahaan
3. Stabilitas finansial perusahaan
4. Profit dari investasi
· Sumber Daya Manusia:
1. Jumlah dan tipe pekerja
2. Kemampuan menejerial perusahaan
3. Kemampuan dalam proses pengerjaan
· Sumber Daya Menejemen :
1. Kemampuan control pengerjaan
2. Komunikasi
3. Struktur organisasi
Ø Analisis kondisi eksternal memiliki esensi yang mengarah kepada dampak ekonomis dari barang modal yang berwujud kapal tersebut, iklim perdagangan dimana kapal tersebut akan beroperasi, pertumbuhan pasar dan kompetisinya. Yang termasuk bagian dari analisis ini adalah :
· Ukuran Pasar :
1. Volume tonase,kubik,jumlah penumpang, dll
2. Tren dan pertumbuhan pasar.
3. Potensi terbukanya daerah pemasaran baru
· Pemasaran :
1. Komoditas
2. Fluktuasi aliran barang komoditas
· Kompetitor :
1. Jumlah kompetitor
2. Kekuatan kompetitor
3. Potensi aliansi dengan kompetitor
4. Faktor pelayanan(waktu pengiriman, jadwal yang reliabel, dll.)
· Trend Perekonomian :
1. Tarif pengangkutan dan jasa
2. Tren pergerakan tarif
3. Konferensi dan peraturan yang mengatur perekonomian setempat
4. Potensi persaingan tarif
· Lingkungan Fisik :
1. Jarak
2. Lautan dan kondisi cuacanya
3. Dalamnya kanal dan pelabuhan
4. Pasang surut dan arus perariran
5. Kontrol lalu lintas pelabuhan
· Kondisi Pelabuhan :
1. Ketersediaan kolam pelabuhan dan prioritasnya
2. Produktivitas penanganan muatan
3. Ketersediaan dan produktivitas tenaga kerja pelabuhan
4. Ketersediaan barang muatan
· Prosedur dan Syarat Masuknya Aliran Barang dan Jasa
1. Sistem konferensi
2. Larangan pemerintah
3. Tarif bea masuk
4. Terminal dan penampungan barang
5. Pemotongan tarif
6. Kelebihan kapasitas barang dan jasa
II.1.2 Strategi Pengembangan
Setelah melalui proses analisa lingkungan internal dan eksternal, perencanaan memasuki fase yang kedua, yang disebut strategi pengembangan, dimana esensi dari pengembangan ini adalah untuk mencapai tujuan dari korporasi atau pemilik kapal. Tujuan itu meliputi beberapa hal, yaitu :
· Keuntungan
· Balik modal (break even point)
· Pertukaran pasar
· Pertumbuhan keuangan
· Stabilitas keuangan
· Kualitas barang dan jasa
· Kompetisi dan,
· Kebutuhan pasar
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa strategi pengembangan, tetapi pada
Intinya terdapat beberapa komponen dasar dalam strategi pengembangan, yaitu :
· Pemasaran
· Inovasi
· Sumber daya fisik
· Sumber daya finansial
· Produktivitas
· Organisasi
· Tanggung jawab sosial dan
· Kebutuhan terhadap keuntungan
Tetapi perlu dipertimbangkan juga bahwa,untuk mencapai tujuan tersebut tidak harus memerlukan kapal yang baru, tetapi kapal bekas, kapal yang telah dikonversi maupun kapal sewaan juga bisa menjadi alternatif lain dalam mencapai tujuan tersebut.
II.1.3 Implementasi
Kedua perencanaan terdahulu yang telah disebut diatas perlu ditransformasikan menjadi suatu perencanaan bisnis yang kongkrit, praktis dan dapat dilaksanakan. Implementasi perencanaan dalam industri maritim dan jasa transportasi pada umunya hampir sama dengan implementasi perencanaan manufaktur tradisional, yang terdiri dari :
· Rencana Pemasaran
Mengidentifikasi segmen pasar yang lebih spesifik, kebutuhan pasar saat ini, pelanggan/customer, dan metode penjualan yang tepat
· Rencana Kompetitor
Yaitu tindakan yang perlu dilakukan untuk merebut pangsa pasar, mencari aliansi atau memetakan kekuatan kompetitor
· Rencana Operasi
Yaitu detail operasi yang akan dilakukan untuk menjalankan strategi pemasaran
· Rencana Finansial
Ketersediaan dana operasi dan kontrol tehadap rencana bisnis yang dilakukan.
· Rencana teknologi
Yaitu perencanaan pengembangan peralatan dan barang modal, termasuk kapal
· Rencana Organisasi
Yaitu detail struktur organisasi untuk menjalankan strategi pemasaran.
II.1.4 Perekonomian
Dalam proses pengakuisisian kapal, penggunaan disiplin ilmu ekonomi teknik merupakan suatu hal yang penting, karena disiplin ekononi teknik digunakan untuk mengembangkan teknologi, finansial dan strategi bisnis yang sudah dibangun.
Dalam fase desain terutama dalam conceptual design danpreliminary design, didisiplin ilmu ekonomi teknik digunakan untuk mengoptimasi dan mencari alternatif lain dalam proses desain. Pada akhir perencanaan perekonomian ini, pemilik kapal dapat menyelesaikan spesifikasi permintaan (owner specification) untuk selanjutnya diserahkan ke pembangun kapal, dalam hal ini yard/galangan.
II.2 Design Stage
Hal utama yang kedua dalam proses pengakuisisian kapal adalah tahap desain. Dalam hal ini desain dapat berarti mulainya proses perhitungan, penggambaran model, spesifikasi, dan eksperimen tes yang mungkin perlu dilakukan.Dalam desain stage ini, proses pengakuisisian kapal dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
· Concept design
· Preliminary design
· Contract design
· Detailed design
Dan perlu diperhatikan bahwa dalam bagian-bagian tersebut, detailed design, yang mana berisikan gambar-gambar kerja akan dikerjakan apabila kontrak pembangunan kapal telah ditandatangani.
Proses desain ini melibatkan penyusunan, perencanaan, perhitungan kemudian penggambaran/pemodelan bentuk kapal, bahkan jika diperlukan akan dilakukan model testing, riset dan eksperimen untuk menjamin bahwa kapal telah dirancang seoptimum mungkin.
Selain itu, proses desain juga melibatkan persiapan dan pemesanan beberapa material yang akan digunakan dalam pembangunan kapal, selain itu desainer juga harus mempertimbangkan faktor pembangunan/manufaktur dan prosedur pembangunannya agar biaya pembangunan kapal dapat ditekan.
Dalam proses desain mungkin juga akan melibatkan beberapa modifikasi, penambahan dari desain-desain yang telah ada sebelumnya yang telah dibuat oleh perencana. Perencana juga harus mempertimbangkan jauh kedepan bahwa desain yang ia rancang mampu beroperasi dan bersaing secara efektif dan layak untuk setidaknya 20 sampai 30 tahun kedepan setelah penyerahan kepada pemilik kapal, bahkan untuk kapal perang setidaknya masih layak beroperasi untuk 50 tahun setelah penyerahan kepada pemilik kapal. Maka seorang desainer tidak cukup hanya dengan up-to-date terhadap teknologi yang ada, tetapi juga harus melakukan riset dan pengembangan agar tercipta penemuan dalam disiplin ilmu yang berhubungan dengan teknologi kelautan.
II.2.1 Concept Design
Konsep desain merupakan tahapan awal dalam proses desain, dimana tahap ini pengumpulan data dilakukan dan ditransformasikan menjadi konfigurasi awal dari desain.
Hasil dari tahapan konsep desain ini biasanya berupa gambar atau sketsa secara umum, baik sebagian ataupun secara lengkap. Dalam konsep desain biasanya perancang juga menyediakan desain alternatif.
Dalam tahapan konsep desain ini, hanya membutuhkan tenaga kerja yang sedikit, tetapi tenaga kerja ini haruslah memiliki kreativitas yang tinggi dan inovatif. Karena tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit, biasanya banyaknya tenaga yang dibutuhkan untuk konsep desain ini sekitar 80 hari orang.
Gambar 2.1 Desain spiral pada kapal dagang dan kapal perang
II.2.2 Preliminary design
Tahapan yang kedua dalam proses desain adalah preliminary design. Preliminary design adalah usaha teknis lebih lanjut yang akan memberikan lebih banyak detail pada konsep desain. Dalam hubungannya dengan desain spirl, preliminary design ini merupakan iterasi kedua atau bisa dikatakan lintasan kedua pada spiral.
Seperti dikatakan diatas, preliminary design memberikan detail lebih pada konsep desain, detail ini bisa meliputi fitur-fitur yang memberikan dampak signifikan pada kapal, termasuk juga pendekatan awal biaya yang akan dibutuhkan. Contoh dari penambahan detail adalah perhitungan kekuatan memanjang kapal, pengembangan bagianmidship kapal, perhitungan yang lebih akurat mengenai berat dan titik berat kapal, sarat, stabilitas, dan lain-lain.
Detail yang dibuat haruslah mencukupi untuk dapat dilakukan pendekatan perhitungan biaya yang akan dibutuhkan, Biasanya diperlukan data-data seperti :
· Ukuran-ukuran utama kapal
· Estimasi berat kapal
· Tipe mesin utama
· Fitur-fitur khusus pada kapal, misalnya peralatan bongkar muat, sistem stabilitas kapal, sistem komunikasi, dan lain-lain
Selain hal-hal yang disebutkan diatas, detail pada tahapan preliminary design haruslah cukup untuk selanjutnya dilakukan perhitungan pendekatan mengenai biaya operasi kapal. Biaya operasi kapal dapat diperhitungkan berdasarkan informasi-informasi seperti :
· Jumlah kru kapal
· Banyaknya konsumsi bahan bakar
· Banyaknya konsumsi minyak lumas
· Biaya perawatan kapal,termasuk biaya perawatan peralatan-peralatan pada kapal, dan lain sebagainya.
Selain biaya operasi kapal yang dapat diperkirakan berapa besarnya, detail-detail dalam preliminary design juga harus memberikan informasi yang cukup untuk dilakukan perhitungan pendekatan mengenai pendapatan yang diperoleh pemilik kapal dari operasi kapalnya. Perhitungan ini diperoleh berdasarkan informasi-informasi seperti :
· Deadweight
· Payload
· Kapasitas ruang muat, dan lain sebagainya.
Dalam preliminary design juga dipertimbangkan kemampuan kapal untuk beroperasi pada berbagai jenis kondisi muatan dan pembebanannya, termasuk kondisi ballast. Dalam prakteknya penggunaan komputer akan mempermudah pekerjaan desainer kapal untuk mendapatkan akurasi yang tepat serta pemilihan alternatif lain yang mungkin lebih optimal.
II.2.3 Contract Design
Desain kontrak adalah tahapan ketiga dalam design stage yang didalam desain kontrak akan dilakukan persiapan-persiapan pengerjaan contract specification dan contract drawing. Tujuan utama dari persiapan contract specification dan contract drawing adalah, pembuatan dokumen yang secara akurat mendeskripsikan kapal yang akan dibuat. Selanjutnya dokumen tersebut akan menjadi dasar dalam kontrak atau perjanjian pembangunan antara pemilik kapal dan pihak galangan kapal.
Setiap galangan kapal memiliki format yang berbeda dalam mempersiapkan spesifikasi.
Misalnya galangan-galangan kapal di jepang dan korea selatan, mempersiapkan format spesifikasinya dalam 3 bagian yaitu, badan kapal (hull), permesinan dan kelistrikan. Sedangkan komponen daricontract drawing dan contract specification meliputi :
· Arrangement drawing
· Structural drawing
· Structural details
· Propulsian arrangement
· Machinery selection
· Propeller selection
· Generator selection
· Electrical selection
Dimana keseluruhan komponen-komponen diatas biasa disebut key plan drawing. Key plan drawing tersebut harus mereprensentaikan secara detail fitur-fitur kapal sesuai dengan permintaan pemilik kapal
Pada tahap contract design ini, membutuhkan lebih banyak pekerja, karena mengingat banyaknya hal-hal yang harus dikerjakan untuk mendapatkan desain yang sesuai dengan permintaan pemilik kapal, biasanya pada tahap ini memerlukan banyak tenaga kerja sebesar 5000 hari orang.
II.2.4 Peranan Suppliers Dalam Proses desain
Biaya permesinan, peralatan dan perlengkapan bekisar antara 50% sampai dengan 70% biaya pembangunan kapal secara keseluruhan. Pentingnya peranan pemasok suku cadang dan pabrikannya dalam proses pengakuisisian kapal tidaklah bisa dikesampingkan. Pemilik kapal dan desainer kapal seharusnya saling bekerja sama dalam tahapan desain. Peranan dari suppliers dalam proses ini adalah memberikan informasi produknya yang up-to-date, informasi tersebut antara lain sebagai berikut :
· Ukuran/dimensi fisik
· Berat
· Kapasitas dan kemampuan
· Biaya awal atau daftar biaya
· Tenaga dan pelayanan bantuan
· Perawatan dan ketersediaan suku candang
· Gambar cara pemasangan
· Data kebisingan
Peranan suppliers juga sangat penting apabila terjadi hal-hal yang rancu dan bersifat bias, suppliers dapat memberikan keterangan lebih lanjut, dan membantu desainer memilihkan jenis produk yang sesuai dengan permintaan pemilik kapal .
Pemilik kapal mungkin juga telah memiliki hubungan dengan pabrik mesin atau suppliers perlengkapan lainnya, dimana pemilik kapal telah mempunyai referensi tersendiri tentang jenis permesinan, peralatan dan perlengkapan yang akan terpasang di dalam kapal miliknya. Keuntungan lainnya bila pemilik kapal telah menjalin hubungan yang erat dengan suppliers antara lain :
· Dapat melakukan negosiasi tersendiri dengan suppliers
· Dapat memberikan pelatihan kepada kru mengenai peralatan yang akan ia beli dari supplier tersebut
· Kemudahan dalam perjanjian garansi, dan lain sebagainya.
II.2.5 Pengujian Model
Untuk mengkonfirmasi prediksi tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakan kapal pada tahap preliminary dan contract design perlu dilakukan pengetesan terhadap model secara independen. Pengetesan model tersebut dilakukan di laboratorium uji tarik, selain itu pengujian lainnya pun perlu dilakukan, bergantung pada fungsi kapal tersebut, ukuran dan kompleksitas ukuran, biaya dan jumlah kapal.
Pengujian itu meliputi :
· Prediksi tenaga pada perairan tenang
· Prediksi tenaga pada perairan bergelombang reguler
· Prediksi tenaga pada perairan bergelombang irreguler
· Optimum trim test
· Olah gerak dan manuver kapal
· Seakeeping dan deckwetness test
· Gerakan kapal
· Beban mooring
· Beban propeller, getaran dan kavitasi, serta berbagai macam test lainnya
Beberapa jenis tes yang disebutkan diatas dapat dilakukan setelah kontrak telah ditandatangani, untuk membuktikan apakah galangan kapal telah membuat kapal sesuai dengan spesifikasi kontrak yang telah dikeluarkannya.
II.3 Commercial Activities
Tahapan ketiga dalam proses pengakuisisian kapal adalah aktivitas komersial, yang dimaksud dalam aktivitas komersial ini adalah permintaan penawaran harga kepada galangan kapal, negosiasi, penandatanganan kontrak dan kegiatan yang berhubungan dengan finansial lainnya.
Hal-hal yang menyangkut aktivitas komersial ini dapat dijabarkan menjadi beberapa tahapan lebih lanjut, yaitu :
· Penyeleksian galangan kapal yang akan menerima tawaran pembangunan
· Penyeleksian galangan yang yang telah menerima tawaran pembangunan tersebut
· Proses penawaran
· Analisis tawaran/permintaan
· Persiapan perjanjian kontrak
· Negosiasi dalam kontrak
· Persiapan dalam bidang finansial
· Penandatanganan kontrak
II.3.1 Penyeleksian Galangan Kapal yang Akan Menerima Tawaran Pembangunan
Terdapat kurang lebih 500 galangan kapal di dunia yang sanggup membuat kapal dengan ukuran sekecilnya 5000DWT, sehingga dalam prakteknya sangat susah untuk menawarkan tawaran proyek pembangunan kapal ke setiap galangan kapal tersebut, sehingga perlu dibatasi mengenai jumlah galangan kapal yang akan ditawari proyek pembangunan kapal tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan yang perlu dilakukan dalam menyeleksi galangan-galangan kapal tersebut adalah sebagai berikut :
· Fasilitas dari galangan tersebut
· Kemampuan teknis dari galangan
· Pengalaman
· Posisi pemesanan ,pakah bisa dilakukan dalam waktu dekat atau tidak.
· Lokasi geografis.
· Kepuasan pelanggan
· Pekerja galangan tersebut
· Kebijakan politik
Jumlah dari galangan kapal yang diberi penawaran juga tergantung dari jumlah kapal yang akan dipesan, jika jumlah kapal yang akan dipesan lebih banyak, maka akan diperlukan bantuan dari galangan yang lebih banyak pula.
II.3.2 Penyeleksian galangan yang yang telah menerima tawaran pembangunan tersebut
Permulaan pada tahapan ini adalah mengirimkan sejumlah dokumen dan formulir yang berisikan permohonan pembangunan kapal ke setiap galangan kapal yang telah diseleksi sebelumnya, diantara dokumen tersebut disebutkan jumlah kapal yang akan dipesan,ukuran dan tipe kapal yang akan dibangun.Selanutnya pemilik kpal akan menunggu respon dari galangan kapal, apakah tertarik untuk membangunkan kapal untuknya ataukah tidak.
II.3.3 Proses penawaran
Tahapan selanjutnya adalah meminta galangan kapal yang telah memenuhi persyaratan yang diajukan pemilik kapal untuk mengirimkan proposalnya yang berisi gambaran secara umum pengerjaan kapalnya. Proses permintaan penawaran ini biasa disebut request for propossal(RFP), keperluan dari serah terima dan persetujuan propossal ini adalah dicapainya hubungan antara pemesan dan galangan kapal yang saling menguntungkan.
Biasanya pemilik kapal akan memberikan waktu yang cukup kepada galangan kapal untuk mempelajari isi dari proposal tersebut, bila waktu yang diberikan terlalu singkat, maka galangan akan memberikan perhitungan yang kurang akurat, sehingga resiko harga yang menjadi lebih tinggi akan mungkin terjadi.
Selain itu, biasnya kesalahan dari spesifikasi desain dapat terjadi dan diketahiu dalam tahapan penawaran ini, jikalau terjadi maka pemilik kapal akan merubah spesifikasi yang dimintanya.
II.3.4 Analisa penawaran
Setelah proses penawaran selesai, pemilik kapal akan menganalisa proposal yang ia terima dari pihak galangankapal, proses analisa proposal ini akan lebih rumit, jika galangan kapal tidak mengikuti prosedur atau permintaan yang sesuai dengan pemilkik kapal atau bahkan, pihak galangan memberikan alternatif pengerjaan yang lain.
Bila terdapat banyak proposal yang diterima, biasanya akan dibuat urutan berdasarkan harga yang ditawarkan oleh pihak galangan. Tetapi disini pemilik kapal harus berhati-hati sebelum menoak proposal tersebut, mungkin saja proposal yang menyertakan harga yang tinggi tersebut, memenuhi permintaan pemilik, bahkan menambahkan fitur-fitur khusus pada kapalnya yang mungkin akan memenuhi permintaan pemilik kapal. Biasanya juga pihak galangan kapal akan memberikan harga yang sangat tinggi untuk desain yang diajukan oleh pemilik kapal, tetapi mereka telah menyediakan desain alternatif yang lebih kompetitif.
Pada umunya jika pemerintahan suatu negara yang akan memesan kapal, akan dilakukan tender terhadap desain kapal yang akan dibuatnya, dan hasil dari tender yang melalui proses penyeleksian proposal tersebut akan diumumkan secara terbuka, biasanya desain yang paling murah dan kompetitif yang akan diterima.
II.3.5 Negosiasi Kontrak
Tahapan selanjutnya adalah negosiasi atau tawar menawar antara pemilik kapal dan galangan kapal, kecuali bila proposal yang diterima murni berdasarkan harga yang terendah. Proses negoisasi ini biasanya akan dilakukan terhadap beberapa kandidat yang dirasa cocok dengan kondisi dan keinginan pemilik kapal. Pemilik kapal tersebut akan memilih setidaknya 3 kandidat yang akan diajak bernegosiasi. Ada alasan mengapa adanya beberapa kandidat tersebut, karena dengan menyiapkan beberapa kandidat tersebut dapat diantisipasi akan adanya jalan buntu dalam bernegosiasi.
II.3.6 Persiapan Finansial
Terdapat beberapa sumber keuangan yang didapatkan oleh pemilik kapal, sumber keuangan itu antara lain adalah sebagai berikut :
· Hutang
· Kontrak
· Hibah dari pemerintah
II.3.6.a Hutang
Keuangan yang didapat dari hutang mungkin akan lebih mahal, yang biasanya dihindari oleh pemilik kapal, kalaupun hal ini terjadi, biasanya pemilk kapal dalah lembaga milik pemerintah dan jarang sekali lembaga swasta yang melakukan pinjaman
II.3.6.b Kontrak
Ada dua macam kontrak, yaitu operating leases dan finance leases , yang dimaksud dengan operating leases adalah penyewaan kapal sedangkan finance leases adalah kondisi dimana pihak yang menyewakan hanya bertanggung jawab terhadap keuangan saja, sedangkan pihak penyewa bertanggung jawab terhadap asuransi dan semua biaya operasional.
II.3.6.c Hibah Pemerintah
Biaya yang dibantu pemerintah biasanya bertujuan untuk menstimulasi dunia perkapalan domestiknya, termasuk galangan kapal dan perusahaan pelayaran domestik. Bantuan dari pemerintah ini dalam bentuk :
· Pinjaman
· Subsidi dengan bunga rendah
· Hibah dana kepada galangan kapal
· Hibah dana kepada pemilik kapal
· Dana dan pinjaman kepada industri pendukung
· Subsidi biaya operasi kepada galangankapal
· Insentif pajak
· Garansi pinjaman swasta
· Perjanjian pinjaman yang mudah
· Subsidi terhadap proses scrapping kapal
· Dan lain sebagainya
II.3.7 Perjanjian Kontrak
Tahapan selanjutnya dalam proses pengakuisisian kapal adalah perjanjian kontrak, yaitu merupakan hubungan yang formal dan legal antara pembeli(pemilik kapal) dengan penjual (galangan kapal),. Perjanjian kontrak merupakan suatu proses yang kompleks dan rumit, kerumitan ini harus ditangani secara hati-hati dan cermat.
Kerumitan dalam perjanjian kontrak ini akibat, proses kontrak melibatkan banyak pihak, dan mungkin saja dalam lingkup internasional yang akan melibatkan regulasi dan yuridiksi dari masing masing badan yang terlibat, selain itu, mungkin saja pembiayaan pembangunan kapal melibatkan banyak badan keuangan yang akan menambah komplektifitas perjanjian kontrak.
Dalam rangka mewujudkan perjanjian kontrak yang valid, maka, ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan, yaitu :
· Setiap pihak harus kompeten dalam bidang masing-masing
· Setiap pihak harus menyetujui aturan yang ditetapkan oleh pemerntah
· Pada waktu penyelesaian pembangunan yang tertera pada kontrak haruslah masuk akal untuk dilaksanakan pembangunan
Pihak galangan kapal juga harus menyertakan keterangan yang jelas dalam formulir kontraknya, keterangan-keterangan tersebut meliputi :
· Identitas pihak yang akan terlibat dalam pembangunan kapal
· Penjelasan hal-hal yang akan diselesaikan
· Harga
· Waktu penyerahan
· Garansi
· Tes
· Prosedur untuk penggantian
· Yuridiksi yang legal beserta resolusi-resolusi yang berlaku
Selain itu didalam kontrak harus disebutkan dengan jelas mengenai jenis kapal, tipe ukuran utama, registrasi dan biro klasifikasinya.
Belum ada tanggapan untuk "Alur Pembuatan Kapal Baru"
Post a Comment